Skip to main content

Present : The Happy Ending Story

Malam kian larut, saat detik-detik menegangkan membuat rahangku memanas, bulir-bulir air mata mulai merayap menyusuri lekuk pipi, hidung dan menetes di papan ketik yang berdebu. 30 detik lagi seseorang tengah menunggu diujung telpon, menanti sebuah file yang kelak menjadi modal kita berdua, aku dan dia.

Memang beberapa hari terakhir, aku ga bisa memejamkan mata dengan puas, keinginan dan rasa cinta yang dalam memaksaku untuk menyelesaikan sebuah proposal, business plan serta Capital Budgeting.

Mataku sudah tak kuat menahan kantuk yang teramat sangat, tapi aku belum mau menyerah. Seperti akan membuat Spageti, aku pergi ke dapur dan mengiris beberapa siung bawang merah, kemudian ku dekatkan ke mataku hingga air mataku menetes seperti menangis. Itu semua kulakukan agar mataku bisa melek lagi.

29 detik lagi : file ku simpan dalam format doc, total ada tiga file yang kemudian aku satukan dalam balutan compress WinZIP.

25 detik lagi : kubuka email dan langsung menekan compose
23 detik lagi : Kutulis message seperlunya
19 detik lagi : Kutambahkan file tadi sebagai attachment
15 detik lagi : Send ...
14 detik lagi : sial, koneksi mati
13 detik lagi : reconecting ..
10 detik lagi : resending
07 detik lagi : proses sedang berlangsung 30 %
05 detik lagi : proses masih berlangsung 50 %
02 detik lagi : 100% ..
01 detik lagi : "sent, please follow up sweatheart"

2 hari kemudian, handphone ku bergetar, ternyata ' 1 message received ', kubukan dan kubaca 'Present : The Happy Ending Story -> Ditunggu kedatangannya Sabtu, 25 Feb 2006 di KL'

1 menit kemudian 'sent : this isn't ending baby, this is our new chapter'.

Comments

Popular posts from this blog

Kriting

Jam 5.00 : badut masih berada dikantor tapi udah siap-siap pulang Jam 5.10 : Ujan turun besar bangget Jam 5.15 : Badut kembali duduk dan berharap hujan segera reda Jam 5.30 : Badut siap-siap memakai jas Hujan, sebab kalo nunggu ujan reda wah bisa kelamaan tuh Jam 5.40 : Badut menyalakan sepeda motor dan nekat pulang di tengah guyuran hujan yang deras Setibanya dirumah, badut baru nyadar bahwa di dalam tas terdapat beberapa buku, dan salah satunya adalah buku yang badut pinjem dari Konce, waduh .. bukunya basah bagget. Akhirnya badut coba untuk mengeringkan buku itu, tapi apa lacur bukunya udah kepalang basah, pengennya sih di ceburin aja sekalian ke bak mandi, tapi badut takut kalo si Konce marah :D Besoknya badut setrika itu buku, dan hasilnya .. buku itu jadi kriting, alamakkk badut bisa diomelin konce nih :(

Babak Baru

Hari ini babak baru kehidupan badut dimulai, disini di depan meja ini badut telah membuat sebuah keputusan yang sedikit nyeleneh. Disini dan hari ini, sesuatu yang dapat memancing sebuah pemecatan telah badut lontarkan. Disini dan hari ini, satu dari sekian uneg-uneg hati telah dicairkan. Sekian lama badut mencoba tepiskan gundah Sekian lama pula badut hilangkan lara Lupakan dan tinggalkan semua kekesalan kini tumpah ..

Renungan Cinta

Cinta punya banyak bentuk dan dimensi yang sangat indah, disini teori relatifitas einstein (badut kira) tidak berlaku, sebab dari manapun kita memandang cinta, maka kita akan melihat sisi yang selalu indah. Cinta itu anugerah, maka berbahagialah .. kata-kata ini sering badut ingat saat-saat badut jatuh oleh cinta. Lho apa cinta bisa membuat kita jatuh ? ehmm setiap orang tentu mempunyai pengalaman dan pendapat yang berbeda tentang cinta. Tak semestinya badut membahas cinta, sebab badut sendiri belum sukses dengan cintanya, Badut masih selalu egois, padahal dalam cinta badut mesti tulus. Badut masih selalu berharap dicinta, padahal mencinta adalah nikmat yang berbeda. Ikhlas mencinta, itu yang badut inginkan seperti cintanya Gege pada Caca 1 . Ikhlas mencinta, itu yang badut inginkan seperti cintanya Yusuf pada Zulaiha 2 . Last but not least, badut ingin ngingetin diri sendiri dan yang baca bahwa Cinta pada Allah adalah Cinta yang hakiki, gapailah cinta Sejati cinta Illah